Yang
Menolong, Pasti Ditolong
Perjalanan ke SD Pulolanting memberi kisah tersendiri
bagi H. Ma’ruf, pria asli Yogya yang tinggal di Jombang ini. Datang ke
Kalimantan tanpa ada saudara maupun kenalan, hanya karena berniat ingin jadi
guru setelah membaca disurat kabar bahwa disalah satu daerah di Nusantara ini
ada SD yang tidak ada guru yang bisa mengajar disana, kini ia tidak habis pikir
kenapa dulu bisa bersikeras datang ke Kalimantan. Tapi ini sudah jadi kisah,
kisah yang membuktikan bahwa siapa yang menolong pasti ditolong Allah.
“...Sesungguhnya Allah pasti
menolong orang yang menolong (agama)-Nya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha
Kuat lagi Maha Perkasa” (QS. Al Hajj:40)
Dikampung ia dikenal sebagai orang yang ringan tangan,
menjadi seksi sibuk saat ada pengajian, selalu direpoti saat ada orang punya
hajat, dan itulah yang special dari H. Ma’ruf kala itu. Kebiasaannya ini suatu
saat dibalas oleh Allah disaat ia membutuhkannya.
Saat itu ditahun 1970 (wah dulu banget), berangkatlah
dengan bekal secukupnya menuju Kalimantan hingga disuatu tempat H. Ma’ruf muda
kala itu (belum Haji, masih mas Ma’ruf) kehabisan bekal dan ongkos, setelah
minta tolong kesana kemari akhirnya ia disarankan untuk datang kerumah H. Ahmad
salah seorang pengurus organisasi besar berlambang matahari (pertolongan
pertama dari Allah) dicarinya rumah yang dimaksud ditempuh dengan jalan kaki
hingga akhirnya pandangannya tertuju pada seorang laki-laki yang sedang membaca
surat kabar ABADI, ia pun segera memperkenalkan diri ddan menceritakan
keadaannya sekarang, tidak punya bekal, jauh dari tempat yang dituju dan tidak
punya siapa-siapa di situ.
H. Ahmad menyambutnya dengan baik dan dirumah itu mas
Ma’ruf bisa makan minum dan tinggal untuk sementara waktu. (Ini pertolongan
kedua dari Allah) Perjalanan ke SD Pulolanting masih sehari semalam naik kapal
dan itu sangat jauh masih harus melewati dua danau, danau Jempang dan Danau
Lemayang. Namun itu tidak menyrutkan niatnya untuk menjadi guru di SD
Pulolanting. Bertanya ke H. Ahmad, bagaimana cara agar bisa ke tempat yang
dituju. Akhirnya H. Ahmad menulis sebuah surat dan dikatakan kepada mas Ma’ruf,
“temuilah H. Idris Kepala KUA Muara Muntai, sampaikan salam dari saya, dan
kalau nanti petugas kapal bertanya katakan bahwa kamu akan kerumah H. Idris dan
akan saya bayar ketika saya sudah disana”.
Perjalanan pun dilanjutkan dengan diberi bekal oleh H.
Ahmad sekiranya cukup untuk perjalanan ke Muara Muntai. Sesampai disana
ternyata benar, ongkos kapal itu dibayar oleh H. Idris (pertolongan Allah yang
ketiga), disambut dengan hangat oleh orang yang belum pernah dikenal
sebelumnya, setelah memperkenalkan diri mas Ma’ruf muda menyampaikan maksud
kedatangannya, ingin jadi guru di pedalaman. MasyaAllah kaget betul mas Ma’ruf
ternyata SD yang dituju sudah bubar (mungkin akang-akang bertanya kenapa tidak
telepon dulu, kang kala itu jarang orang yang punya telepon, apalagi telepon
genggam). “Tapi akan saya bantu”, kata H. Idris untuk mengumpulkan kembali para
wali murid dan dinas terkait supaya SD itu didirikan kembali.
Tapi tujuan baik itu tidak diabaikan oleh Allah,
sambil menunggu respon masyarakat terhadap upaya didirikannya kembali SD
Pulolanting, ms Ma’ruf diminta H. Fadli salah satu pengurus Muhammadiyah disana
untuk mengajar di SMP Muhammadiyah dan sorenya bisa bantu beliau jaga toko dan
dari sinilah kemudian mas Ma’ruf punya penghasilan untuk menyambung hidup.
(pertolongan ke empat).
Singkat cerita SD Pulolanting sepakat didirikan
kembali dan subhanallah, salah satu siswanya adalah anak Gubernur Wahab
Syahrani, mulai Pak Ma’ruf (panggilan sesudah jadi guru) mengajar dengan gaji
yang tidak cukup untuk makan. Ditengah kesulitan yang menghimpitnya Allah
memeberinya ilham, bersama murid-muridnya P Ma’ruf membuat kisah yang di tonel-kan (semacam mamanda/drama/ludruk
di Jawa) ternyata ditempat itu pertunjukan seperti ini sangat diminati sehingga
P. Ma’ruf memutuskan untuk membuat kisah bersambung tiga malam disebuah gedung
milik pemerintah, subhanallah diluar dugaan pengunjungnya sangat banyak,
pertunjukan ini kemudian dikarciskan dan dalam waktu yang tidak lama P. Ma’ruf
dan murid-muridnya menjadi orang-orang yang banyak uang (pertolongan Allah ke
lima). Memang orang yang berhijrah di jalan Allah akan diberi rizki yang
melimpah:
“Barangsiapa berhijrah di
jalan Allah, niscaya mereka mendapati di muka bumi ini tempat hijrah yang luas
dan rezki yang banyak. Barangsiapa keluar dari rumahnya dengan maksud berhijrah
kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian kematian menimpanya (sebelum sampai ke
tempat yang dituju), maka sungguh telah tetap pahalanya di sisi Allah. Dan
adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. An Nisa’:100)
Dan jangan terkejut, dengan kegiatan yang dianggap
membantu dunia pendidikan, suatu kreatifitas yang menghibur masyarakat dan juga
mendidik ini didengar dan direspon oleh orang no 1 di RI, ya... Presiden
Soeharto berkenan berkunjung kesana untuk melihat pertunjukan itu, Presiden RI
saat itu mengaku bangga, Gubernur Wahab Syahrani sangat senang dan sebagai
ucapan terima kasih kepada P. Ma’ruf ia diangkat menjadi PNS, (pertolongan
Allah yang ke enam) dan dalam waktu singkat P. Makruf sipenata kursi pengajian
dikampungnya, penjemput kyai, seksi sibuk untuk para tetangga yang punya hajat,
pengantar orang ke RS, dan masih banyak lagi jabatan tanpa gaji lainnya, kini
telah menjadi orang penting di Pulolanting. Bayangkan Presiden RI, orang no 1
di Republik ini bukan mengundang ke Istana tapi datang melihat langsung buah
ciptanya.
“Hai orang-orang mukmin,
jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan
kedudukanmu.” (QS. Muhammad:7)
Wahai saudar-saudaraku yang kini beruntung karena
diberi kesempatan oleh Allah untuk menolong agamanya, hamba-hambanya,
makhluk-makhluknya, walaupun itu kadang menysahkan, merepotkan, mengganggu,
menghabiskan waktu, ketahuilah bahwa semua itu disaksikan oleh Allah dan pasti
akan dibalas dengan balasan yang lebih baik.
“Dan kebaikan apa saja yang kamu perbuat untuk dirimu
niscaya kamu memperoleh (balasan)nya di sisi Allah sebagai balasan yang paling
baik dan yang paling besar pahalanya. Dan mohonlah ampunan kepada Allah;
sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. “ (QS. Muzammil:20)
Khoiri, Mojokerto,2112 (0321-6104517)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar