Tertipu Lagi, (Hitam Atau Putih)
Menjengkelkan sekali melihat sopir bus yang satu ini,
sangar, gak ada senyum, ngomong pendek-pendek bernada tinggi lagi, merokok,
ngebut dan sering berhenti mendadak, sangat memenuhi sayarat untuk dibenci
orang. Tapi pikiran itu segera berubah setelah disalah satu rumah tua di Kec
Bangsal dekat jalan raya jalur Mojokerto Pasuruan seorang perempuan tua renta
tampak sulit membuka pintu rumahnya, jarak sekitar satu kilo sebelum terminal
dengan sekitar 8 penumpang yang tersisa, tiba-tiaba sopir tersebut turun
membukakan pintu tersebut dan menuntunnya masuk rumah dengan pelan, lembut dan
penuh kasih sayang.
Delapan penumpang semuanya heran melihat pemandangan
ini, tidak biasa sopir meninggalkan penumpang untuk urusan seperti itu, tetapi
luar biasa, lompatan yang begitu jauh telah dilakukannya. Pria usia sekitar
empat puluh tujuh tahun ini membuat kami dan saya khususnya tertegun berfikir.
Apakah saya yang berprasangka terlalu cepat, dia orang baik atau orang buruk,
hitam atau putih, saya yang salah sangka menganggap dia orang buruk padahal
orang baik atau bagaimana?, bagaimana menurut anda?
“Hai orang-orang yang
beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka (kecurigaan), karena sebagian dari
purba-sangka itu dosa. Dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah
menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan
daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya.
Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha
Penyayang.” (QS. Al Hujurot:12)
Ini kisahnya lain lagi, seorang pria berusia sekitar
45 tahun, tubuhnya bagus, kulitnya halus, bertemu di masjid sesudah dia sholat
dan berdo’a berlama-lama (maaf-maaf), tersenyum ramah dan rupanya dia seorang
bos yang memiliki usaha yang stabil dengan banyak karyawan. Teleponnya
berdering dan berbunyilah ayat-ayat yang dia pakai sebagai nada dering, tetapi
dalam penggalan kalimatnya ada kata-kata “biar aja kalau dia butuh dia akan
datang lagi, dan pasti mau, kalau mau kasi aja dua ratus (ribu) sebulan,
borongan lah kalau itu gajian per item kita rugi”. Saya masih berfikir baik
terhadap orang ini. Cara ngomongnya sangat meyakinkan. Dia juga berkisah
tentang fadlilah sedekah dan hal-hal yang berbau agama lainnya.
Belakangan saya baru negerti maksud perkataan bos itu,
ternyata dia sedang mengatur gaji seorang guru ngaji yang akan diminta mengajar
disalah satu lembaga yang ia ikut ada didalamnya, gurun ngaji ini akan diminta
mengajar dari jam tiga sampai dengan jam 9 malam, bayangkan 6 jam non stop
selama enam hari seminggu ditambah sehari untuk mengawal kegiatan siswa dihari
minggu, plus ngurusi administrasi juga disitu. Tega amat, ini tahun 2011 lho
mas/mbak, ustadz kita ini sudah berkeluarga disuruh full mengabdi dengan
kompensasi yang tidak lebih besar dari ongkos bensin kendaraan kijangnya. Dia
menggunakan logika ekonomi untuk menghargai ilmu agama. Nah... orang baik atau
orang orang apa si bos kita kita ini?
Bagaimana menurut panjenengan?
“Dan apabila kamu melihat
mereka, tubuh-tubuh mereka menjadikan kamu kagum. Dan jika mereka berkata kamu
mendengarkan perkataan mereka. Mereka adalah seakan-akan kayu yang tersandar.
Mereka mengira bahwa tiap-tiap teriakan yang keras ditujukan kepada mereka.
Mereka itulah musuh (yang sebenarnya) maka waspadalah terhadap mereka; semoga
Allah membinasakan mereka. Bagaimanakah mereka sampai dipalingkan (dari
kebenaran)?”(QS. 63:4)
bersambung
segera kumpulkan cerita penuh hikmah yang berserakan disekitar kita...jadikan buku
BalasHapus