Zina Membuat Orang Miskin
Seorang pria lulusan salah satu Perguruan Tinggi
Negeri di Surabaya yang tinggal di Sidoarjo sebutlah Doni (nama samaran), terjebak
hutang senilai 200 juta, bukan hanya itu dia juga harus mengangsur hutang di
bank tempat ia berhutang dengan jaminan serttifikat tanah dan rumah mertuanya.
Pria ini berusia sekitar 32 tahun, sepuluh tahun yang lalu ia memulai usaha
penjualan komputer berikut perangkat dan perlengkapannya, diawal berdirinya
usaha tersebut ia mengalami kejayaan namun itu tidak lama hanya sekitar tiga
tahun dari 2000 sd 2003, dipertengahan 2003 usahanya mengalami kemunduran.
Dan dari tahun 2003 sampai 2009 usaha pria ini terus
melorot dan terakhir tutup bangkrut tahun 2009 dengan menyisakan utang 200
juta, dan sejak saat itu dunia seperti tidak memberinya kesempatan untuk
mendapatkan penghasilan, ia istri dan kedua anaknya semua hidup dari belas
kasih mertuanya yang janda dan istri seorang pensiunan.
Hidup yang tergambar cukup berat, tapi yang kita
pahami dalam sudut pandang agama kita (Islam), bahwa semua musibah adalah
berasal dari perbuatan manusia itu sendiri:
“Dan apa saja musibah yang
menimpa kamu maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah
memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu).” (QS. 42:30)
Maka pertemuan penulis dengan pria malang yang mencoba
mencari solusi sebenarnya bukan benar-benar memberi solusi, karena solusi
hakekatnya dari Allah dan seberapa kesungguhan seseorang mendapatkannya. Maka
yang perlu dilakukan pertama kali bukanlah mencari solusi, tetapi mencari
sumber masalah, kenapa dan apa sebabnya hingga Allah menimpakan musibah seperti
itu?
Dan dalam etika kita sebagai manusia yang lemah dan
banyak dosa ini tentunya jangan terlalu percaya diri dengan mengatakan bahwa kita
sedang diuji karena kalau kita salah masuk pintu maslah kita tidak akan
selesai, pintu ujian hanya “sabar”:
“Dan sungguh akan Kami
berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta,
jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang
sabar.” (QS.2: 155)
“Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu, sesungguhnya
Allah beserta orang-orang yang sabar.
(QS. 2:153)
Jika orang yang di uji bersabar, hanya sabar, ujian
itu akan berlalu dan ia akan dinaikkan derajat. Yang gawat adalah bagaimana
kalau musibah itu ternyata azab atau peringatan padahal azab itu pintunya dua
“Taubat dan Sabar”, pintu pertama harus taubat baru kemudian bersabar, jika
hanya bersabar masalah kita dijamin tidak selesai, karena kita salah masuk
pintu. Ya.. seperti orang yang tidak bisa membaca sms dari Allah, tidak memahami
maksud datangnya musibah, maka supaya paham perlu dikirim musibah yang
berikutnya.
“Maka tatkala mereka melihat
azab itu berupa awan yang menuju ke lembah-lembah mereka, berkatalah mereka:
"Inilah awan yang akan menurunkan hujan kepada kami." (Bukan!) bahkan
itulah azab yang kamu minta supaya datang dengan segera (yaitu) angin yang
mengandung azab yang pedih, yang menghancurkan segala sesuatu dengan perintah Tuhannya,
maka jadilah mereka tidak ada yang kelihatan lagi kecuali (bekas-bekas) tempat
tinggal mereka. Demikianlah Kami memberi balasan kepada kaum yang berdosa.”
(QS. 46:24-25)
Karena itu proses perjalanan membayar utang dan keluar
dari masalah-masalah yang lain adalah perjalanan mencari apa dosa kita,
berikutnya bertaubat baru kemudian solusi akan tergambar.
Baiklah kembali ke pria tadi, setelah itu percakapan
kami mengarah pada apa dosa yang kira kira pernah dilakukan, karena ia
mengatakan bahwa ia sudah menikah ditahun 1999 maka penulis kemudian berfikir
berarti ia menikah diusia 21 tahun, usia yang cukup muda untuk anak kota, maka
pertanyaan berikutnya kenapa menikah diusia begitu muda, apakah kemauan orang
tua atau kecelakaan (bahasa untuk menunjukkan hamil diluar nikah), singkat
cerita dia mengatakan “waktu pacaran saya dan istri saya ini memang kelewat
batas, tapi tidak sampai hamil”. Nah...
Nah, selesai sudah tahap pertama, kita jadi tau bahwa
inilah kira-kira sumber masalahnya, bukan ditipu pelanggan, bukan dikhianati
teman atau yang lainnya itu semua hanya sarana, masalahnya adalah dosa kita,
ya.. dosa kita sendiri dan dalam hal ini dosa itu adalah zina..
“Dan orang-orang yang tidak
menyembah tuhan yang lain beserta Allah dan tidak membunuh jiwa yang diharamkan
Allah (membunuhnya) kecuali dengan (alasan) yang benar, dan tidak berzina,
barang siapa yang melakukan yang demikian itu, niscaya dia mendapat
(pembalasan) dosa(nya), (yakni) akan dilipat gandakan
azab untuknya pada hari kiamat dan dia akan kekal dalam azab itu, dalam keadaan
terhina,” (QS. Al Furqan: 68-69)
Setelah mesin
diagnosa menemukan apa penyebab musibah itu menimpa seseorang, selanjutnya
adalah mengarahkan orang tersebut untuk menuju pintu pertama yaitu taubat,
inilah perbedaan dari kebiasaan manusia pada umumnya yang mencari solusi
sebelum bertemu sebab masalahnya, mencari kerja kemana-mana, pinjam uang
sana-sini percuma karena mereka belum masuk pintu pertama.. pintu taubat. Allah
berfirman:
“maka aku katakan kepada mereka: 'Mohonlah
ampun kepada Tuhanmu, -sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun-, niscaya Dia
akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat, dan
membanyakkan harta dan anak-anakmu, dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan
mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai. (QS. Nuh:10-12)
Inilah solusinya, dalam konteks usaha, jika seseorang
sudah diampuni oleh Allah maka ia akan
mendapat hujan yang lebat, artinya rizki yang banyak, membanyakkan harta
artinya usahanya memberi keuntungan yang besar, mengadakan kebun-kebun artinya
tempat usaha dan mengadakan sungai-sungai adalah menyiapkan juga para
pelanggannya.
Setelah sadar akan dosa-dosa kemudian berniat untuk
bertaubat, seseorang harus banyak beristighfar kepada Allah, menyesali dosanya,
tidak mengulanginya, keluar dari pergaulan yang bisa mengembalikan pada dosanya
yang lama, menambah ilmu dan mengganti keburukan dengan amal yang baik-baik.
Dalam kisah yang ada dihadapan kita ini pria beserta
istrinya tersebut kemudian berusaha membenahi hidupnya dan subhanallah
ayat-ayat Allah ini terbukti benar setelah mereka secara rutin memohon ampun
kepada Allah dibantu dengan zikir syayidul Istighfar setiap hari, menjalani
syarat-syarat taubat dengan benar ternyata satu minggu kemudian gejala
perbaikan hidupnya mulai nampak, solusi seolah-olah sudah dekat, solusi yang
dinanti, dicari, direbut dalam 9 tahun hampir didapat setelah satu minggu
mensucikan diri dengan bertaubat.
Sepertinya tidak ada hubungannya antara memperbaiki
ibadah (seperti sholat, menambahnya dengan sholat sunnah, berusaha tepat waktu,
banyak mohon ampun, berdzikir dan menghadiri pengajian-pengajian) dengan
perbaikan hidup, nyatanya ada. Siang itu jam satu siang pria ini menelpon
ketika penulis berada di tempat foto copi memberi kabar baik bahwa tanahnya
dikampung didaerah Mojoagung ke barat dibeli orang dan kini ditangannya ada
uang 50 juta. Masya Allah dalam satu minggu seperempat masalahnya selesai (ada
50 juta dari 200 juta yang dibutuhkan) padahal tanah itu tidak laku dijual
selama 6 tahun.
“Dan (dia berkata): "Hai kaumku, mohonlah
ampun kepada Tuhanmu lalu bertobatlah kepada-Nya, niscaya Dia menurunkan hujan
yang sangat deras atasmu, dan Dia akan menambahkan kekuatan kepada kekuatanmu,
dan janganlah kamu berpaling dengan berbuat dosa." (QS. Huud: 52)
Allah memang tidak pernah ingkar janji. Jadi jangan
terlalu percaya diri merasa musibah adalah ujian, periksa dulu jangan-jangan
itu peringatan atau bahkan azab, kemudian bertaubatlah dari segala khilaf
dimasa lalu, ganti dengan amal yang baik.
“Sesungguhnya taubat
di sisi Allah hanyalah taubat
bagi orang-orang yang mengerjakan kejahatan lantaran kejahilan, yang kemudian
mereka bertaubat dengan segera, maka mereka itulah yang diterima Allah
taubatnya; dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.” (QS. An Nisa’:17)
Semoga kita
diberi kemudahan oleh Allah untuk meneliti kekurangan dan memperbaikinya. Khoiri, Mojokerto 2012. (0321-6104517)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar