Selasa, 24 Januari 2012

Pacaran / Zina Menyebabkan Melarat

Zina Membuat Orang Miskin
Seorang pria lulusan salah satu Perguruan Tinggi Negeri di Surabaya yang tinggal di Sidoarjo sebutlah Doni (nama samaran), terjebak hutang senilai 200 juta, bukan hanya itu dia juga harus mengangsur hutang di bank tempat ia berhutang dengan jaminan serttifikat tanah dan rumah mertuanya. Pria ini berusia sekitar 32 tahun, sepuluh tahun yang lalu ia memulai usaha penjualan komputer berikut perangkat dan perlengkapannya, diawal berdirinya usaha tersebut ia mengalami kejayaan namun itu tidak lama hanya sekitar tiga tahun dari 2000 sd 2003, dipertengahan 2003 usahanya mengalami kemunduran.
Dan dari tahun 2003 sampai 2009 usaha pria ini terus melorot dan terakhir tutup bangkrut tahun 2009 dengan menyisakan utang 200 juta, dan sejak saat itu dunia seperti tidak memberinya kesempatan untuk mendapatkan penghasilan, ia istri dan kedua anaknya semua hidup dari belas kasih mertuanya yang janda dan istri seorang pensiunan.
Hidup yang tergambar cukup berat, tapi yang kita pahami dalam sudut pandang agama kita (Islam), bahwa semua musibah adalah berasal dari perbuatan manusia itu sendiri:
“Dan apa saja musibah yang menimpa kamu maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu).” (QS. 42:30)
Maka pertemuan penulis dengan pria malang yang mencoba mencari solusi sebenarnya bukan benar-benar memberi solusi, karena solusi hakekatnya dari Allah dan seberapa kesungguhan seseorang mendapatkannya. Maka yang perlu dilakukan pertama kali bukanlah mencari solusi, tetapi mencari sumber masalah, kenapa dan apa sebabnya hingga Allah menimpakan musibah seperti itu?
Dan dalam etika kita sebagai manusia yang lemah dan banyak dosa ini tentunya jangan terlalu percaya diri dengan mengatakan bahwa kita sedang diuji karena kalau kita salah masuk pintu maslah kita tidak akan selesai, pintu ujian hanya “sabar”:
“Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar.” (QS.2: 155)
Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar. (QS. 2:153)
Jika orang yang di uji bersabar, hanya sabar, ujian itu akan berlalu dan ia akan dinaikkan derajat. Yang gawat adalah bagaimana kalau musibah itu ternyata azab atau peringatan padahal azab itu pintunya dua “Taubat dan Sabar”, pintu pertama harus taubat baru kemudian bersabar, jika hanya bersabar masalah kita dijamin tidak selesai, karena kita salah masuk pintu. Ya.. seperti orang yang tidak bisa membaca sms dari Allah, tidak memahami maksud datangnya musibah, maka supaya paham perlu dikirim musibah yang berikutnya.
“Maka tatkala mereka melihat azab itu berupa awan yang menuju ke lembah-lembah mereka, berkatalah mereka: "Inilah awan yang akan menurunkan hujan kepada kami." (Bukan!) bahkan itulah azab yang kamu minta supaya datang dengan segera (yaitu) angin yang mengandung azab yang pedih, yang menghancurkan segala sesuatu dengan perintah Tuhannya, maka jadilah mereka tidak ada yang kelihatan lagi kecuali (bekas-bekas) tempat tinggal mereka. Demikianlah Kami memberi balasan kepada kaum yang berdosa.” (QS. 46:24-25)
Karena itu proses perjalanan membayar utang dan keluar dari masalah-masalah yang lain adalah perjalanan mencari apa dosa kita, berikutnya bertaubat baru kemudian solusi akan tergambar.
Baiklah kembali ke pria tadi, setelah itu percakapan kami mengarah pada apa dosa yang kira kira pernah dilakukan, karena ia mengatakan bahwa ia sudah menikah ditahun 1999 maka penulis kemudian berfikir berarti ia menikah diusia 21 tahun, usia yang cukup muda untuk anak kota, maka pertanyaan berikutnya kenapa menikah diusia begitu muda, apakah kemauan orang tua atau kecelakaan (bahasa untuk menunjukkan hamil diluar nikah), singkat cerita dia mengatakan “waktu pacaran saya dan istri saya ini memang kelewat batas, tapi tidak sampai hamil”. Nah...
Nah, selesai sudah tahap pertama, kita jadi tau bahwa inilah kira-kira sumber masalahnya, bukan ditipu pelanggan, bukan dikhianati teman atau yang lainnya itu semua hanya sarana, masalahnya adalah dosa kita, ya.. dosa kita sendiri dan dalam hal ini dosa itu adalah zina..
“Dan orang-orang yang tidak menyembah tuhan yang lain beserta Allah dan tidak membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya) kecuali dengan (alasan) yang benar, dan tidak berzina, barang siapa yang melakukan yang demikian itu, niscaya dia mendapat (pembalasan) dosa(nya), (yakni) akan dilipat gandakan azab untuknya pada hari kiamat dan dia akan kekal dalam azab itu, dalam keadaan terhina,” (QS. Al Furqan: 68-69)
Setelah mesin diagnosa menemukan apa penyebab musibah itu menimpa seseorang, selanjutnya adalah mengarahkan orang tersebut untuk menuju pintu pertama yaitu taubat, inilah perbedaan dari kebiasaan manusia pada umumnya yang mencari solusi sebelum bertemu sebab masalahnya, mencari kerja kemana-mana, pinjam uang sana-sini percuma karena mereka belum masuk pintu pertama.. pintu taubat. Allah berfirman:
 “maka aku katakan kepada mereka: 'Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, -sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun-, niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat, dan membanyakkan harta dan anak-anakmu, dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai. (QS. Nuh:10-12)
Inilah solusinya, dalam konteks usaha, jika seseorang sudah diampuni oleh Allah  maka ia akan mendapat hujan yang lebat, artinya rizki yang banyak, membanyakkan harta artinya usahanya memberi keuntungan yang besar, mengadakan kebun-kebun artinya tempat usaha dan mengadakan sungai-sungai adalah menyiapkan juga para pelanggannya.
Setelah sadar akan dosa-dosa kemudian berniat untuk bertaubat, seseorang harus banyak beristighfar kepada Allah, menyesali dosanya, tidak mengulanginya, keluar dari pergaulan yang bisa mengembalikan pada dosanya yang lama, menambah ilmu dan mengganti keburukan dengan amal yang baik-baik.
Dalam kisah yang ada dihadapan kita ini pria beserta istrinya tersebut kemudian berusaha membenahi hidupnya dan subhanallah ayat-ayat Allah ini terbukti benar setelah mereka secara rutin memohon ampun kepada Allah dibantu dengan zikir syayidul Istighfar setiap hari, menjalani syarat-syarat taubat dengan benar ternyata satu minggu kemudian gejala perbaikan hidupnya mulai nampak, solusi seolah-olah sudah dekat, solusi yang dinanti, dicari, direbut dalam 9 tahun hampir didapat setelah satu minggu mensucikan diri dengan bertaubat.
Sepertinya tidak ada hubungannya antara memperbaiki ibadah (seperti sholat, menambahnya dengan sholat sunnah, berusaha tepat waktu, banyak mohon ampun, berdzikir dan menghadiri pengajian-pengajian) dengan perbaikan hidup, nyatanya ada. Siang itu jam satu siang pria ini menelpon ketika penulis berada di tempat foto copi memberi kabar baik bahwa tanahnya dikampung didaerah Mojoagung ke barat dibeli orang dan kini ditangannya ada uang 50 juta. Masya Allah dalam satu minggu seperempat masalahnya selesai (ada 50 juta dari 200 juta yang dibutuhkan) padahal tanah itu tidak laku dijual selama 6 tahun.
 “Dan (dia berkata): "Hai kaumku, mohonlah ampun kepada Tuhanmu lalu bertobatlah kepada-Nya, niscaya Dia menurunkan hujan yang sangat deras atasmu, dan Dia akan menambahkan kekuatan kepada kekuatanmu, dan janganlah kamu berpaling dengan berbuat dosa." (QS. Huud: 52)
Allah memang tidak pernah ingkar janji. Jadi jangan terlalu percaya diri merasa musibah adalah ujian, periksa dulu jangan-jangan itu peringatan atau bahkan azab, kemudian bertaubatlah dari segala khilaf dimasa lalu, ganti dengan amal yang baik.
“Sesungguhnya taubat di sisi Allah hanyalah taubat bagi orang-orang yang mengerjakan kejahatan lantaran kejahilan, yang kemudian mereka bertaubat dengan segera, maka mereka itulah yang diterima Allah taubatnya; dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.” (QS. An Nisa’:17)
Semoga kita diberi kemudahan oleh Allah untuk meneliti kekurangan dan memperbaikinya. Khoiri, Mojokerto 2012. (0321-6104517)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar