YANG BAIK PASTI DIMULIAKAN
Beli Pisau Dapur Dapat Kembalian Uang 200 Juta
“mereka itu bersegera untuk
mendapat kebaikan-kebaikan, dan merekalah orang-orang yang segera memperolehnya”
(QS. Al Mukminun:61)
“Itulah (karunia) yang
(dengan itu) Allah menggembirakan hamba- hamba-Nya yang beriman dan mengerjakan
amal yang saleh. Katakanlah: "Aku tidak meminta kepadamu sesuatu upahpun
atas seruanku kecuali kasih sayang dalam kekeluargaan." Dan siapa yang
mengerjakan kebaikan akan Kami tambahkan baginya kebaikan pada kebaikannya itu.
Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Mensyukuri” (QS. As Syuro:23)
Menjadi pengurus Panti Asuhan Yatim yang jujur adalah
perbuatan mulia, dan sangat dekat dengan Rosulullah SAW, beliau bersabda:
“Aku dan pengasuh anak yatim
(kelak) di surga seperti dua jari ini.” (HR. Bukhari)
Apalagi menjadi pengurus Panti di Negara kita tercinta
ini, masyarakat Islam seolah-olah masih beranggapan bahwa anak-anak yang
tinggal dipanti asuhan itu hanya butuh makan pada waktu bulan Romadlon dan Hari
Raya saja, bagaimana tidak, lha wong umat Islam baru banyak yang nyumbang ke
PAY hanya di dua momentum itu, diluar kedua momentum itu penguruslah yang harus
pontang-panting mencarikan mereka makan, minum, kebutuhan sekolah, seragam,
pakaian dan kebutuhan-kebutuhan lainnya.
Inilah yang dialami aba Ratno, susah payah, pahit
getir menjadi pengurus panti sudah dilakoninya sejak 20 tahun yang lalu. Harus mendatangi
sekolah bila diakhir waktu pembayaran PAY masih belum bisa melunasi SPP, harus
menjatuhkan harga diri bila harus hadir mengambil uang dari donatur, dan makin
berat rasanya mendengar suara-suara lirih anak-anak yang meminta sabun, sikat
gigi, odol, detergen ditambah kebutuhan asuhan panti putri.
Namun semua itu dijalaninya dengan sabar, mungkin
orang-orang berfikir “untuk apa repot-repot ngurusi anaknya orang, masih banyak
jalan ibadah yang lain” lalu ... P Ratno mungkin juga berfikir “siapa yang
ngurusi mereka kalau bukan kita, apa rela kalau diurusi oleh mereka yang beda
aqidah”.
Berangkat dari keluarga bermasalah, anak-anak itu
tentu memerlukan perhatian lebih, ya.. dipanggil kepala sekolah, dilabrak
tetangga seputar kenakalan anak-anak itu sudah menu selingan dalam hidup P
Ratno. Apalagi masyarakat punya standart khusus untuk anak-anak melas itu,
mereka harus nurut, harus sopan, harus ini dan itu. Dan masih banyak lagi
item-item yang masih harus dicentang untuk membeberkan banyaknya masalah dari
anak-anak yang kurang beruntung itu.
Tapi lagi-lagi mengasuh anak panti itu amal sholeh.
“tentang dunia dan akhirat.
Dan mereka bertanya kepadamu tentang anak yatim, katakalah: "Mengurus
urusan mereka secara patut adalah baik, dan jika kamu bergaul dengan mereka,
maka mereka adalah saudaramu; dan Allah mengetahui siapa yang membuat kerusakan
dari yang mengadakan perbaikan.” (QS. Al Baqarah:220)
Dan Allah Pasti akan membalasnya dengan balasan yang
lebih baik:
“Barangsiapa yang membawa
kebaikan, maka ia memperoleh (balasan) yang lebih baik dari padanya, sedang
mereka itu adalah orang-orang yang aman tenteram dari pada kejutan yang dahsyat
pada hari itu.” (QS. An Naml:89)
Dan, kemudian ditahun 2007 P Ratno pergi Haji bersama
Istrinya, beliau berdua adalah pensiunan Pegawai Negeri. Keduanya harus
menabung cukup lama untuk bisa ketanah suci. Rupanya balasan Allah diberikan
saat itu.
Kisahnya, pada waktu selesai waktu-waktu ibadah Haji
dua hamba Allah yang sudah tua ini berjalan jalan dipasar di tanah suci mencari
sekedar oleh-oleh untuk dibawa pulang, kemudian mereka membeli pisau dapur dan
ketika itu penjual memberikan kembalian, dan mengatakan “halal..halal..halal”
sambil mendorong uang kertas kembalian tersebut, maka dibawalah pisau dapur itu
ketanah air.
Setelah pulang, satu minggu kemudian setelah tamu-tamu
yang mengucapkan selamat mulai agak sepi uang itupun dihitung dan ditukarkan
ternyata nilainya cukup besar 3 juta rupiah. Setelah satu minggu uang itu diam,
ternyata sepulang menghadiri pengajian ada orang yang menawarkan tanah sawah
seharga tiga juta yang lokasinya dekat jalan raya antara Mojokerto dengan
Jombang, dan satu bulan setelah itu ada orang yang mencari tanah untuk
digunakan sebagai pom bensin, dan akhirnya dibelilah tanah itu dengan harga 200
juta rupiah. masyaAllah, uang receh kembalian dari pisau dapur ditanah suci
kini telah berubah menjadi uang Rp. 200.000.000,- dan menurut informasi terkini
uang itu kemudian digunakan untuk membangun ruko didaerah Kota Mojokerto
Prajurit Kulon dan sudah ditawar 700 juta.
Kiranya dari situ nanti mudah-mudahan anak-anak panti
itu ikut menikmati limpahan berkah dari Allah tersebut. Kisah nyata ini
disampaikan oleh pelaku saat makan berdua di Ayam Panggang Wong Solo Puri
Mojokerto. Khoiri, Mojokerto 2012 (0321-6104517)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar